March 2007 / April 2007 / May 2007 / June 2007 / July 2007 / November 2007 / March 2008 / April 2008 / February 2009 / March 2009 / April 2009 / May 2009 / June 2009 / July 2009 / August 2009 / October 2009 / May 2010 / June 2010 / July 2010 / August 2010 / September 2010 / November 2010 / December 2010 /

kembali ke blog


Jun 7, 2007

pria dan sampah.

kali ini, saya duduk sendirian.
tidak bersama teman, apalagi pria (yang bukan teman).
apa? pria?

saya bilang, pria itu sampah.
tapi mereka sampah daur ulang.
sesuatu yang disebut sampah pasti pernah berguna, bukan?
dan setelah didaur ulang, mereka akan kembali berguna,
walaupun mungkin bukan untuk pemakai yang lama.

haha, sebuah analogi yang pas menurut saya.
saya tak mau munafik dengan mengatakan kami tak butuh pria.
tapi saya lebih senang menyebut mereka sampah setelah dibuat kecewa.
(kadang pelampiasan itu perlu, teman. demi harga diri.)
anggap saja saya membuang sampah.
atau sampah membuang dirinya sendiri?

setelah itu, waktunya mencari jalan masing-masing.
saya mencari yang belum terbuang (atau yang pernah dibuang?),
dan dia pun terdaur ulang.

demikianlah hidup berjalan seperti roda.
atau lingkaran setan.

Labels:


2 orang berkomentar. Mau?


Jun 6, 2007

(mereka bilang) harapan itu indah

mereka bilang, kita harus selalu berharap. karena tiap harapan membawa kita pada keindahan, dan keyakinan pada tiap harapan itu memberi kenyataan pada keindahan agar tidak cuma jadi semu semata.

tapi itu kata mereka, bukan kata dia. dia sudah berhenti berharap sejak lama. dia sudah berhenti yakin pada harapannya, sejak ia sadar bahwa tak ada satu pun keyakinannya yang berakhir pada keindahan yang nyata.

padahal dia dulu sama dengan mereka. padahal dia dulu penuh harapan. harapan yang bukan hanya harapan, karena ada semangat dan kegembiraan. harapan bahwa suatu saat ia akan melihat keindahan, dan keyakinan bahwa keindahan itu akan nyata. bukan cuma semu yang menyapa dan pergi ketika dia mencoba menyentuhnya.

sampai dia sadar dia terlalu lama menunggu. menunggu dengan semu yang tak juga menjadi nyata. menunggu dengan keindahan yang malah semakin menjauh, dan lalu gelap. menunggu dengan harapan yang perlahan mulai terkikis menipis, dan lalu hilang. hilang sebelum dia sempat menguburkan.

jadi dia tak pernah mau berharap lagi. karena berharap tak pernah membuatnya semakin bahagia. karena berharap malah membuatnya putus asa. karena harapan, keyakinan dan keindahan bersahabat dengan mereka, tapi tidak dengan dia.

Labels:


0 orang berkomentar. Mau?